Secarik tinta malam
oleh dini agustin
disudut pojok bersinar oncor berteduh di rumah bambu
menikmati malam bersunyi suara jangkrik
alunan krik....krik.... berlomba di balik rerumputan basah terguyur hujan senja tadi
aku masih ingat , emak meyajikan segelas kopi bercangkir besi
kini aku duduk di balik jendela kaca bertema embun dengan moca coffe bergelas bening
sendiri ....
hembusan angin mengibaskan rambut teracak acak
kabut petang menghalang padang
kopiku kian dingin ,sementara emak berbalut slimut di dipan ruang tengah
hujan mulai mereda , hembusan angin menyeruak kertas kertas bertebaran
asap motor mobil menghalang pandang
metropolitan di malam dengan kesibukan yang tak kunjung usai
kelopak mata ini kian mengangguk angguk pertanda tak kuat lagi menatap malam
kedua kaki menyelinap ke dalam slimut coklat usang ...
kelopak yang tadinya mengangguk angguk kini menutup rapat ...
seiring alunan melodi jangkrik krik.... krik....
mata yang terus menatap layar bercahaya , menuliskan secarik cerita
aku masih ingat ......